Geometri Analitik Ruang mempelajari tentang sistem koordinat ruang, bidang datar, garis lurus, dan bola. Materi ini juga pernah didapat ketika duduk
di bangku SMP atau SMA.
Untuk awal, mari kita membahas tentang System Koordinat Ruang.
Sistem Koordinat Ruang
Sistem Koordinat Ruang
Untuk menentukan letak atau posisi suatu titik dalam ruang dipergunakan
susunan koordinat orthogonal ruang, yang disebut system
koordinat kartesius siku-siku. Susunan kooordinat orthogonal ruang ini
terdiri atas tiga bidang yang saling berpotongan tegak lurus menurut tiga garis
lurus, seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Ketiga garis
tersebut, yaitu OX, OY, dan OZ saling berpotongan tegak lurus, untuk
selanjutnya, masing-masing disebut sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z.
Letak titik A dalam ruang ditentukan oleh jarak titik itu terhadap
bidang-bidang koordinat YOZ, XOZ, dan XOY. Apabila jarak titik A terhadap
bidang YOZ, XOZ, dan XOY berturut-turut adalah x, y, dan z, maka koordinat
titik A dapat ditulis (x, y,z), atau A(x, y, z). selanjutnya bilangan-bilangan
x, y, dan z berturut-turut disebut absis, ordinat, dan aplikat dari
titik A.
Di dalam ruang, setiap titik dapat diwakili oleh satu dan hanya sau triple
bilangan riil (x, y, z), dan sebaliknya setiap triple terurut dari
bilangan-bilangan riil(x, y, z) mewakili satu dan hanya satu titik dalam ruang.
Atau, dengan kata lain terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan titik
dalam ruang dengan himpunan triple terurut dari bilangan-bilangan riil (x, y,
z). masing-masing bilangan riil x, y, z dapat bernilai positif atau negative,
tergantung arah mengukurnya, apabila kea rah positif atau negative pada
sumbu-sumbu koordinat, yaitu sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z disebut titik
pangkal sumbu koordinat. Jadi, untuk O adalah titik pangkal sumbu koordinat.
Bidang-bidang koordinat XOY, XOZ, dan YOZ membagi ruang atas 8 bagian (cell)
yang masing-masing disebut oktan.
NO
|
Titik P(x, y, z) pada :
|
Bilangan-bilangan
|
||
1
|
Oktan I
|
X > 0
|
y > 0
|
z > 0
|
2
|
Oktan II
|
X < 0
|
y > 0
|
z > 0
|
3
|
Oktan III
|
X < 0
|
y < 0
|
z > 0
|
4
|
Oktan IV
|
X > 0
|
y < 0
|
z > 0
|
5
|
Oktan V
|
X > 0
|
y > 0
|
z < 0
|
6
|
Oktan VI
|
X < 0
|
y > 0
|
z < 0
|
7
|
Oktan VII
|
X < 0
|
y < 0
|
z < 0
|
8
|
Oktan VIII
|
X > 0
|
y < 0
|
z < 0
|
Persamaan Bidang Koordinat
- Setiap titik pada bidang
koordinat XOY, aplikatnya=0. Jadi, persamaan bidang XOY adalah z=0
- Setiap titik pada bidang
koordinat YOZ, absisnya=0. Jadi, persamaan bidang YOZ adalah x=0
- Setiap titik pada bidang
koordinat XOZ, ordinatnya=0. Jadi, persamaan bidang XOZ adalah y=0
- Sumbu X adalah perpotongan
antara bidang XOY dan bidang XOZ, maka persamaan sumbu X adalah y=0 dan
z=0.
- Sumbu Y adalah perpotongan
antara bidang XOY dan bidang YOZ, maka persamaan sumbu Y adalah x=0 dan
z=0.
- Sumbu Z adalah perpotongan antara bidang XOZ dan bidang YOZ, maka persamaan sumbu Z adalah x=0 dan y=0.
Jarak Dua Titik
P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2,
z2) adalah titik-titik dalam ruang. Vector posisi titik-titik
tersebut berturut-turut adalah p=(x1, y1,
z1) dan q=(x2, y2, z2).
Untuk setiap titik P dan Q dalam ruang berlaku :
PQ = OQ – OP
= q – p
= (x1 –
x2, y1 – y2, z1 – z2)
(O=titik pangkal sumbu koordinat)
Panjang vector PQ = jarak titik P dan titik Q. bila
d = jarak antara titik P dan Q,
maka : d = | PQ | => d = √{(x1 –
x2)2 + (y1 – y2)2 +
(z1 – z2)2}, d ≥ 0
0 komentar:
Posting Komentar